ayapura – Zeth Webiser, salah seorang alumnus Fakultas Ekonomi Sastra dan Sosial Politik (FESSOSPOL) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) mengatakan, sedianya elit-elit politik di Papua harus bisa mempersatukan orang Papua, bukan malah bersaing membentuk provinsi baru.
“Kemarin deklarasi Tanah Tabi. Ini indikasinya masalah persaingan politik. Sedianya kepintaran mereka untuk mempersatukan orang Papua, bukan memecah belah dengan pemekaran,” kata Zeth kepada tabloidjubi.com di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu (27/3).
Menurut mahasiswa tamatan Ilmu Pemerintahan Fessospol USTJ ini, ide pemekaran ini ibarat kera yang berteman dengan ikan. Artinya, habitat kera dan ikan berbeda. “Saat banjir, kera bantu ikan dari pohon. Ikan tetap mati juga karena ia bantu dari atas pohon,” banding Zeth.
Menurut dia, pemekaran berpotensi memecahbelah orang asli Papua. Hal ini, bukan semata karena adanya pembagian wilayah terorial dan administratif, tetapi adanya pertarungan kepentingan tertentu dari oknum-oknum yang memperalat masyarakat akar rumput.
Wacana pembentukan provinsi Papua Tengah dan Provinsi Tabi, lanjut pemuda asal kabupaten Biak ini, sedianya dipertimbangkan secara matang agar tidak mengorbankan masyarakat kecil. “Cukup Papua dan Papua Barat saja,” katanya. (Jubi/Timoteus Marten)
Sumber : Tabloid Jubi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar