Bukan hal yang baru yang muncul tetapi perluhnya untuk menulis kembali agar
generasi penerus pun untuk perluhnya di tanamkan melalui tulisan.sebab sejarah
adalah suatu kenyataan bukansesuatu yang kita buat sendiri.kemudian ada suatu
kata yang mengatakan demikian :”siapa tidak mengetahui sejarah,maka ia tidak
pernah mengetahui dari mana ia berasal”.supaya generasi berikut juga tidak
luput dari sejarah dan mengetahui bahwa betul ia berasal dari leluhur
papua.jika saya menghitung orang korban sejak masa penjajahan belanda,jepang
akan menjadi satu dokumen akan habis semoga mempersingkat waktu di era otsus
pun sangat sulit.dan perbulan dan pertahun pun sulit maka perbulan dan perminggu
atau perhari,tetapi permenit dan perdetik selalu saja korban berjatuhan.ini
bukan hanya melalui moncong senjata namun melalui banyak jalan yaitu:impor
miras dari jawa serta daerah lain ke pulau papua secara berlebihan.kemudian
melalui trans migrasi perempuan yang telah terinveksi HIV/AIDS ke daerah papua
pun meningkat.
Dengan tujuan agar orang mabuk jelas bahwa akan lari ke tempat-tempat di mana
orang di tempatkan dan yang jelas tidak mungkin tidak menutup kemungkinan akan
menghidap juga.dan jika orang sudah berkeluarga akan terbawa kepada rumah tanga
yakni kepada anak dan ibunya pun ikut terinveksi satu jenis penyakit
menyebabkan keluarga itu akan menjadi nama saja.dengan demikian bukannya
merasakan kebahagiaan bagi banngsa papua karena propinsi yang berstatus
otononomi khusus (otsus) tetapi sebaliknya yang terjadi yaitu:banyak daerah
papua pegunungan,pesisir pantai menghadapi moncong senjata dan mengalami korban
tanpa henti-henti.bukan terjadi pada satu daerah saja tetapi seluruh daerah papua
mengalami nasib yang sama akibat terpengaruhnya otsus pembawa masalah maupun
pembawa malahpetaka bagi rakyat papua.bagaimana mungkin rakyat papua mengurus
rumah tangganya sendiri dalam kondisi rakyat papua sementara seperti
demikian.
Semoga dengan melalui moncong senjata dan militerisme ini menyebabkan banyak
rakyat harus tolak dan lawan yang jalan tidak sesuai dengan peran
keamanan.sebab keamanan adalah orang yang mengawasih,
mengayomi kepada masyarakat bukan menunjukkan moncong senjata yang
berlebihan.sanngat aneh tetapi itu memang suatu realita yang terjadi bukan
suatu kutipan, tulisan atau liputan orang lain.apa yang terjadi itulah yang di
tulis tidak menulis maupun berbicara di luar dari itu.namun lain kebalikan
dengan daerah otsus aceh,karena Nampak yang terjadi bahwa aceh memang merasakan
betul tentang yang namanya otonomi khusus.ada bukti seperti:menjadi polisi
orang aceh asli,menjabat pemerintahan orang asli aceh,dan semuanya di pegang
betul oleh mereka sebagai daerah yang berstatus otonomi khusus (otsus).berarti
sangat kebalikan dengan papua juga yang sementara pemerintah memberikan jabatan
otonomi khusus.sesuai dengan topic di atas bahwa kemungkinan menugaskan
keamanan yang besar-besaran untuk mengantisipasi mereka yang mengatakan”
merdeka” maka mati atau penjara selama bertahun-tahun.
Dalam era otsus ini banyak orang bin-bin atau densus delapan-delapan yang
menjaga dan mengontrol yang selalu di fasilitasi dari PBB untuk di batasinya
rakyat papua untuk memintah lepas dari NKRI.kaum itu di biayai dari organisasi
PBB sehingga jaringannya selalu berkembang sampai ke pelosok seluruh dunia
bukan di satu daerah atau Negara saja.apa yang di lakukan oleh moncong senjata
tersebut tak sanggup bertanggung jawab apa yang di buat moncong.karena seperti
begitu bukan betul-betul melindungi tetapi mudah menghabiskan dalam periode
otsus sebagai saat yang sangat tepat untuk secepatnya membumi
hangguskan.seperti pahlawan-pahlawan papua seperti:Kelly kualik, theys hiyo eluay
yang sudah di tembak tanpa melalui satu proses hokum dan prosedur yang di
tempuh.mereka di bunuh tembak bagaikan hewan piaraan yang selama bertahun-tahun
yang sudah liar di hutan dan di kejar dengan senjata dan di temukan maka harus
di tembak mati.adanya para aktifis papua yang sampai kini masih penjara sampai
bertahun-tahun lamanya karena tujuan yang merka inginkan belum tercapai.
Tidak pernah adanya menemukan pelaku yang menjadi biang keladi dalam tindakan
kekerasan dari berbagai persoalan.namun sebenarnya yang menjadikan api di
tengah-tengah masyarakat adalah TNI/POLRI yang bertugas di papua mereka
jalankan tidak sesuai dengan tugas mereka dan fungsi yang betul di tanah
papua.ini berarti yang utama bagi keamanan itu untuk mngamankan bukan untuk
merusak dan menghancurkan rakyat dan bangsa ia bertugas dan mengabdi.keanehan
kan tapi kita harus kita menjadi kepala dingin dalam masa proses penyelesaian
kekacauan papua tersebut.
Adanya banyak praktek-praktek militerisme yang di jalankan melalui pemerintah
Indonesia yaitu;gerakan sapu bersih,gerakan
baradhayuda,gerakan daerah operasi militer (DOM) dan banyak
gerakan dan praktek mulai lancar sejak itu.gerakan itu masih terpelihahara dan
terbawa sampai saat ini dan kapan akan akan berhenti dari hadapan dengan
moncong senjata dan berbagai gerakan di atas.ini merupakan sebagai pengalaman
yang paling menyakitkan ketika saya penulis banyak mendengar kejadian luar
biasa yang terjadi perang Nippon
sampai saat ini,yang banyak merenungkan tentang tanah dan bangsanya saya
sendiri tapi dia membuat saya seperti begini.kami tidak juga bercerita dan
menulis dan merenungkan tetapi harus banyak pula jalan tindakan nyata agar moto
yang yang sudah ada itu di hidupkan kembali.moncong senjata di hilangkan maka
Indonesia akan gagal sial dalam menjaga nama keutuhan Negara kesatuan republic
Indonesia (NKRI),tanah papua yang sudah di pagari total sejak tahun 1963 atau
tahun kemenangan Negara indonedsia.
Moncong
senjata ini sebagai salah satu alat Negara semoga itu,sesuatu atau manusia yang
korban akibat ulah moncong senjata sejak penganeksan di penganeksasian bangsa
papua ke dalam bingkai Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) mampukah untuk
membayarnya? Jika memang tidak mampu berarti pemerintah dari atasan sampai
bawahan buat apa sekarang di balik itu.sesuatu yang sudah di buat tetapi tidak
mau untuk bertanggung jawab sehinga rakyat tetap tuntut atas tuntutan dan
teriak tugas atas teriakan.saya penulis pun menduga bahwa militer baik
TNI/POLRI adalah tugas menjaga melindungi
mengayomi,melayani dengan baik tetapi
praktek yang di laksanakan sangat terbalik sekali dengan apa yang harus di
laksanakan sesuai semboyan dan motonya.ini bukan di buat oleh orang lain yang
membuat dan melaksanakan sendiri,tetapi di buat sendiri di laksanakan oleh
mereka sendiri.
Sangatlah
tidak wajar keamanan yang merusak martabat moralitas jati diri sebagai
manusia,jika engkau di tugaskan dan di beri wewnang dalam bidang tersebut
jangan pernah menjalani di luar dari pada apa yang pernah di dapatkan jalankan
di luar tugas pokok dan kewajiban yang sesuai dengan misinnya. Dengan demikian
harus ada yang mengambil ketegasan agar memberikan alur yang tepat
meneladaniyang tak mampu dalam memahami akan adanya suatu yang mendorong kepada
mereka.itu bukan kami tetapi presiden juga sebagai pemimpin keamanan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar