Sebenarnya, jika di lihat dari perspektif sejarah, sangat berbeda
sekali dengan sejarah bangsa papua yang selama ini sudah, sedang dan akan
memanipulatif terus sampai tidak menentukan waktu yang tepat untuk menyatakan
kebenaran sejarah. kita di utamakan sejarah ini karena tanpa adanya sejarah
yang lurus maka semua menjadi berantakan. kita pilih fenomena yang akan terjadi
jika baik akibat yang di rasakan masyarakat papua untuk apa kita mengalinya,
namun sudah Nampak bahwa titik kehancuran bangsa dan rakyat papua sudah di
ambang pintu. kemudian sebentar lagi akan mulai merasuki daerah yang sasaran
dan akan habis pula semuanya. Tidak adanya saling membutuhkan antara keamanan
dan kenyamanan di tanah papua maka masyarakat sipil dan TNI/POLRI pun mengalami
berlawanan.
Dengan latar belakang (philosofis)
bangsa papua dari sisi sejarahnya (historis)
pun sangat mendukun kecocokan antara satu sama lain dalam segala bidang.
Social politik yang terjadi di daerah ini sangat menntukan dengan hubungan
historis yang menjalani selama kurung waktu lama yang tanpa mengenal saat
jedah bagi kalangan masyarakat papaua.dan kemudia dalam orde baru atau
tahap refomasi pun tak menyentuh, tetapi politik uang (many politic) merajalela di pelosok. lebih lanjut yang brsangkut
pautnya dengan keberadaan militer di daerah ini sangat merekayasa kepada rakyat
papua.sebab merasa akan khwatir apa bila militer ini masuk daerah mereka untuk
mencari lawan dari mereka dan takut akan di namainya sebagai separatis, makar
banyak nama lainnya.Tidak ada hakikatnya dengan keberadaan militer di papua
karena begitu militerindonesia hadir di tanah papua dengan maksud yang
menghancurkan, merusak, tanpa perlindungan.
Kemudian
sangat berlawanan dengan social, historis papua yang mana mengkontaminasi
dengan kebiasaan, adat, dan norma ada sebelum pemerintah hadir dan berkarya dan
dergeriliya di tanah papua. peranan (role)
yang militer jalani selama di papua sangat tidak melindungi (proctect) kepada rakyat di mana mereka
bertugas. sangat salah di atur pemerintah Indonesia sehinga sangat pula tidak
membawa hasil yang menguntungkan, tetapi hadir untuk membasmi yang tidak
suka bagi kaum militer. Menjadikan tanah akan basis militer yang paling
banyak ketimbang daerah lain di Indonesia sehingga mampu mengontrol rakyat yang
berani berbicara secara bebas, berekspresi secara bebas di muka umum.
Pembinaan militer yang bertugas di tanah papua sangat berbedah
jauh dengan pembinaan militer lain yang bertugas di daerah atau propinsi lain
di indonedsia. disini saya katakan demikian karena selama ini sangat Nampak
sekali bahwa tidak sesuai betul tugas fungsi utama yang harus dijalani.bukan
masalah terjadi harus mengamankan tetapi menjadi biang keladi dalam masalah
menjadikan masalah baru lahir. tidak salah juga mereka juga menjalani sesuai
dengan pembinaan, didikan yang mereka terima bahwa kamu jika bertugas di sana
laksanakan tugas seperti ini sudah di bagikan. jika menganakat bagi mereka yang
mengalami tertindas namun menambah untuk menindas.
Pro dan kontra selama bertahun-tahun antara militer dan rakyat
sipil di tanah papua mengakibatkan konflik berkepanjangan. lahir dan muncul
konflik justru ketidak cocokan antara satu sama lain dalam menyelesaikan suatu
masalah dengan baik. menambah waktu menambah konflik di tanah papua menyebabkan
memakan waktu menyelesaikan secepat tidak mungkin. karena lama-kelamaan pihak
yang lemah akan mengalami kepunahan dan hilang tewas dalam konflik tersebut.
kemudian menyelesaikan dan tidak jusru ada orang yang menjadi penengah (mediator) dalam titik terjadinya
konflik. ini sangat berat bagi pemerintah selama ini jutru rakyat sipil
mengalami pihak yang melakukan bukan pihak korban. kami kaum intelek menghimbau
agar jangan jadikan papua sebagai basis konflik tetapi harus menjadikan tanah
papua sebagai tanah damai namun gagal laksana di daerah ini maka mau apa lagi
sekarang jika bukan damai lagi dan justru menambah konflik. memang sangat tidak
salah juga bahwa masalah dengan masalah jusru mengundang masalah sehingga
penting hadir yang tidak masalah di antara mereka untuk tidak mengulang konflik
susulan kedua kubu yang juga berbeda latar belakang social, historis, kultur
dan banyak bidang di sebut philosophi yang di utarakan.
Dengan lebih yang justru kecamukan semoga menjadi redah dalam
tempo waktu singkat, menempuh jarak yang dekat bukan berjauhan. Lebih tegasnya
juga bahwa kehadiran militer Indonesia di pulau sangat tidak wajar dan tidak
layak karena sudah, sedang, dan akan terjadi militeristik maka semua berada di
hancur luluh dan lantakan tidak ada yang tersisa dan di nikmati oleh rakyat
sendiri. (DIMAIYEPO Y)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar