SEJARA POLITIK PAPUA
Jika kita bicara tentang hostory perjuangan
politik orang papua,maka kita perlu melihata jauh kebelangan bagaimana orang
Papua mulai melakukan kontak atau
hubungan dengan orang dari luar Papua.
Bangsa cina telah lama melakuan hubungan dagan dengan orang papua (Guinea)
melalui pertukaran benda-benda kebudayaan .Hal ini dapat dilihat dengan di
temukannya benda-benda persolin dan tembbikar-tembikar yang masih digunakan
masih oleh penduduk pesisir utara Papua, terutama pada masyrakat biak dan
serui. Selain dagang terjalin adalah terjadi kawin-kawin antara orang Papua
dengan orang cina bukti nyata masyarakat serui keturunan Cina. Bahan kerajian
cina seprti piring (ben bepon:bahsa biak),mogok dan guci kuno hingga kini masih
di simpan dan biasannya di gunakan dalam upacara adat menyambut tamu dan
membaya maskawin.
Hubungan lain juga di bangaun dengan kerajaan
tidore,sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore”Museum Memorial Kesultanan
Tidore Snyine Mallling” menulis bahwa pada tahun 1453 sultan tidore yang ke -10
Ibnu Mansur bersama sengaji Pantai Sahmardan dan Kaoiten Waiigeo bernama
Kapiten Gurabesi melakukan ekspedisi ke daratan tanah besar.Wilayah Papua
dikenal oleh Kesultanan Tidore dengan sebutan “Papo ua” yang berarti tidak
menggabug atau tidak bersatu,tiak bergandeng.
Selain Bangsa Cina dan kesultanan
Tidore,Papua juga datang oleh Bangasa barat seperti pioner Bangsa Portugis,Spanyol,Inggris
melalui pelaut pertama yang pulau Papua yaitu Luis Vaes de Torres pada Tahunn
1605-1607.
Demikian pula dengan pelaut-pelaut Belenda melihat Papua,pada tahun 1623 J.Cartenz
banyak melayari Pantai selatan Papua,suatu ketika meliahat pegunungan yang
bepuncak amat tinggi dan berkilau. Ia
pun yakin bahwa puncak itu bersalju.Bangsa Belanda merupakan satu-satunya
bangsa Eropa yang berhasil menguasai Papua selama hampir satu stengah abad lamanya.Usaha Belanda untuk mewujudkan
Papua sebagai sebuah koloni baru mulai di wujudkan dengan persiapan di lakukan
pada bulan juli 1828 dengan dua buah kapal Triton dan Iris berlabu di sebuah
teluk Papua ,setelah melakukan berbagai persiapan akhirnya pada tanggal 24
Agustus 1828 diresmikan bentang “For de Bus”di Teluk Triton sekaligus
memploklamirkan Papua sebagai milik kerajaan Belanda.
Gerakan Perlawanan Bangsa Papua bukan baru di
lakuakan saat Papua di aneksasi oleh Indonesia,namun gerakan
perlawanan di Papua telah berlangsung lama semenjak Papua mulai ddatangi
oleh orang asing. Pada tahun 1835 benteng
“ For de Bus” dihancurkan oleh Papua akibat kegagalan awal Belanda
Memberdayakan local di Teluk Triton.
Gerakan perlawanan Papua dilaksanakan secara
spontan dan sporadis sebagai ekspresi
nasionalisme Papua yakni: gerakan Reni di Kepulauan Raja Ampat di bawa
pimpinan Wasyari Faidan pada tahun 1931;gerakan konor di waegeo pada tahun
1932; Gerakan Warbesren dBatanta pada tahun 1933; Gerakan Nyawomos di Pam pada
tahun 1941; Gerakan koreri pimpinan Angganita Manufaur di Insubaki pada tahun
1933; Gerakan Sen di Kayu Hijau pada Tahun 1935;Gerakan Damo di Gresi pada
tahun 1935; Gerakan Simson di Jayapura antara tahun 1940-1943 serta gerakan
Wegebage di Paniai.
Saat Papua ada dalam kekuasaan Belanda,Jepang
melakukan spionis atas kekuatan Belanda di Papua melalui perusahan-perusahan
jepang yang bekerja sama dengan Belanda berbisnis di Papua guna menutupi krisis
keuangan kerajaan Belanda. Melalui pertimbangan yang matang Jepang melakukan penyerangan sebuah
pangkalan angkatan laut Amerika serikat yang berkedudukan di Hawai,penyeragan
ini di lakukan 7 Desember tahun 1941 dengan membom pearl Harbour.Dengan cepat
Jepang menguasai kawasan pasifik termasuk Papua.Setelah Papua di kuasai Jepang
kebijakan Romusha mulai di terapkan untuk penyiapan infrastruktur demi
menyiapkan pangkalan militer Jepang untuk menghadapi tentara sekutu.
Akibat paksa yang di terapkan tentara Jepang
telah memicu kemarahan rakyat Papua saat itu,akhirnya beberapa wilayah Papua di
lakukan perlawanan terhadap tentara Jepang. Akhirnya tentara Jepang kalah
perang di Papua setelah Amerika Serikat dan sekutu melakuakan penyerangan
Jantung –jantug kekuatan Jepang termasuk di Papua sehingga akhirnya Jepang kalah dan sekutu
menguasai Papua pada tahun 1944.
Saat Papua di kuasai sekutu, Belanda melalui
NICA Papua yang di akukan oleh Jenderal MacArtur dan Van Mook.Seteah Papua di
kuasi Beanda jumlah penduduk Eropa di Papua menjadi lebih dari 8.500 orang.
Untuk menjaga ksejahtraan Papua, maka Pemerintah Belanda membuka
sekolah-sekolah, seperti sekolah kerajinan perempuan (Meisjes
Nijverheidsskhool) di holandia, Sekolah Menengah Partama (Primier Midddebare schoo
atau PMS) dan pendidikan untuk tenaga –tenaga putra asali daerah yang di
singkat OSIBA.
Pada Tahun 1945 saat Jepang menguasai wilayah
indonesia, Jepang memberi sinyal kepada para pejuang Indonesia untuk
memproklamasihkan kemerdekaan di seluruh nusantara, wilayah yang di sebut to
indo. Karena Papua telah jatuh ke sekutu pada tahun 1944, sehingga membingunkan
apakah Papua termasuk dalam to indo atau tidak. Kebinggungan ini
mempengaruhi sidang BPUKI pada tanggal
10 dan 11 juli 1945, sehingga terjadi perdebatan antara Muhammad Hatta bersama
beberapa orang dengan kelompok Moh.Yamin dan Soekarno.Hatta berpendapat bahwa
pandangan Moh Yamin dan Soekarno yang
ingin memasukan Papua kedalam Indonesia berdasarkan konsep strategis,merupakan
pandangan yang imperialis.
Puncak ekspresi nasionalisme Papua memuncak
pada tahun 1960 tepatnya pada tanggal 10 November dimana di bentuk sebuah
Batalyon sukarelawan Papua (Papua Vrijwillegers korps-PVK) di Arfai Manokwari,
kemudian di bentuk Dewa n Rakyat New Guinea (Nieuw Guinea Raad) serta
pembentuka 10 Dewan Daerah (Streek Raad). Anggota New Guinea di bawah pimpinan
Mr.De Rijke bersama 21 elit Papua membentuk Komite Nasional yang kemudian
menghasilkan” BINTANG KEJORA”Bendera Nasional Papua,Lagu Kebangsaan “HAI
TANAHKU PAPUA”serta Negara (the State) “WEST PAPUA” serta lambang Negara yakni
“ BURUNG MAMBRUK”.Seteah mendapat persetujuan dari New Guinea Raad akhirnya
pada tanggal 1 Desember 1961 Bendera Nasional Papua dikibarkan bersamaan dengan
Bendera Belanda,lagu kebangsaab juga di nyanyikan pada saat itu.
Kemerdekaan itu hanya bisa rasakan sekejap
saja,karena hanya dalam kurung waktu 18 hari kemudian Soekarno mencetuskan Tri
Komandi Rakyat (Trikora) di Yogjakrta pada tanggal 19 Desember 1961karena
mendengar bahwa Papua Telah memproklamirkan sebuah negara sendiri. Untuk
merebut Papua dan mengagalkan Negara Papua,maka infitrasi terus diakukan melaui
Pos Hanggodo,dari 102 Kapi Jambawa,dari Pos 103 Hanilo dan kegiatan Perebutan
Papua lainnya seperti:Operasi banteng,operasi garuda,operasi serigala,naga dan
lumba-lumba.
Ditengah-tengah situasi Papua yang seperti
ini,pada bulan Maret 1962 AS melalui utusan tetap di PBB “Elsworth Bunker”
mengusulkan ke PBB untuk menyeesaikan masalah Papua melalui kesepakatan,
akhirnya Beanda menyatakan kesediaan untuk
menyerahkan Papua setelah mendapatkan tekanan dari AS, akhirnya pada
tanggal 15 Agustus 1962 di lakukan kesepakatan yang di kenal “New York
Agreemant” yang di saksikan langsung oleh sekjen PBB U Thant.
Dalam “New York Agreemant” ,pertama: Belanda
segera menyerahkan atas Papua kepada
UNTEA; kedua: terhitung 1 mei 1962 UNTEA sebagai yang memikul tanggungjawab
administrasi pemerintah di Papua menyerahkan Papua kepada Indonesia; ketiga:
pada akhir tahun 1969 di bawah pengawasan PBB di lakukan Act of Free Choice
bagi orang Papua: “One Man One Vote”;keempat:
indonesia dalam tenggang waktu harus membangun besama orang Papua hingga akhir
tahun 1969 untuk menentukan status negrinya.
Penentuan
Pendapat Rakyat (PEPERA)
Pelaksanaan Pepera di rasa menyalahi “New
York Agreemant” yang mensyratkan di lakukan pendapat rakyat secara “One Man One Vote”, karena pelaksaan
Pepera hanya di ikuti oleh 1.025 orang dari jumlah penduduk sebanyak 809.337
(saat itu),atas keinginan indonesia.Pelaksanaan Pepera ini yang seharusnya di
lakukan oleh Ortiz Sainz namun karena persiapannya tidak maksimal sehingga
pelaksanaan Pepera di laksanakan oleh indonesia dan hasil Pepera akhirnya di
sampaikan ke sidang umum PBB ke-24 yang di sertai dengan catatan dari Ortiz
Sainz untuk di sahkan.
Sesudah Pepera di sahkan muncul gelombang
kekecewaan atas hasil tersebut,tanggal 1
juli 1971 di markas Victoria di PNG, Zeth Rumkorem seorang bekas intelijen TNI
membacakan Teks Proklamasih Kemerdekaan Papua Barat dan gelombang protes
lainnya.
Pada 15 Agustus 1978 bersama beberapa
Mahasiswa UNCEN,Arnol Ap mendirikan kelompok Musik Mambesak yang mendapat reson
positif dari rakyat Papua.Popularitas Arnol Ap kecurigaan aparat sehingga Arnol
Ap di tangkap pasukan kopasanda dan ditemukan tewas. Kematian Arnol Ap
mengundang polemik yang besar sejumlah mahasiswa melarikan diri dan meminta
swaka politik kedaulatan Belanda di jakarta yaitu: Johanesa Rumbiak,Yopie
Rumajau,Loth Sarakan dan Ottis Simopiaref.
Akibat seluruh rangkaian politik yang terjadi
di Papua membuat rakyat Papua merasa bahwa masalah Papua belum selesai
dikarenakan proses-proses pengambilalihan di Papua oleh indonesia tidak sesuai.
Namun dari pandangan indonesia bahwa persoalan Papua sudah Final dan adanya
beberapa sejarah yang di belokan selama masa Orde Baru berkuasa dengan kekuatan
militernya berupaya menekan suara rakyat Papua untuk tetap dalam NKRI. Kedua
pandangan ini terus bertentangan dan
banyak menyebabkan konflik yang berkepanjangan di Papua. Cara pandangan
yang berbeda ini perlu di luruskan
melalui pelusuran sejarah yang benar dan adanya DIALOG antara Papua dan
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar