<div style='background-color: none transparent;'></div>
forkompas semarang. Diberdayakan oleh Blogger.

World News

 photo bloggif_50f169e27445d_zpsc707df45.gif

Entertainment

PRIVIEW

Minggu, 23 Februari 2014


Bougainville adalah sebuah pulau di Pasifik Selatan, dengan luas sekitar 9.000 kilometer persegi.Secara geografis itu milik Kepulauan Solomon. Secara politis, bagaimanapun, itu adalah bagian dari negara Papua Nugini (PNG). 'Daerah Otonom Bougainville' dari PNG saat ini terdiri dari pulau utama Bougainville, pulau Buka di utara, dan beberapa pulau kecil. Daerah Otonom memiliki sekitar 250.000 penduduk. Bougainville ditutupi dengan dataran pantai, pegunungan dan hutan, hujan tropis. Hal ini diyakini bahwa itu pertama kali dihuni sekitar 30.000 tahun yang lalu. Orang-orang di Bougainville menjalani kehidupan yang agak terpencil selama ribuan tahun, tetapi ada juga pertukaran dengan dunia luar oleh pelayaran kano untuk perdagangan dan merampok, dan kelompok-kelompok sosial baru datang untuk menetap di pulau ini dari waktu ke waktu sehingga kompleks budaya, bahasa dan sistem sosial berkembang. Saat ini, lebih dari 20 bahasa daerah berbeda yang diucapkan di Bougainville dan pulau-pulau yang berdekatan. 
Gaya hidup masyarakat yang didasarkan pada pertanian, lagi pula dengan memancing, berburu dan mengumpulkan beberapa tanam (terutama kakao dan kopra). Orang-orang tinggal di pemukiman kecil (dusun) atau desa. Segmentaris, masyarakat sangat egaliter terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda ukuran dan dengan fungsi yang berbeda (klan, sub-klan, garis keturunan), dengan keturunan menjadi prinsip pengorganisasian utama. Keturunan matrilineal tersebar luas, ini memberikan peran penting bagi perempuan dalam kehidupan kelompok sosial, khususnya hak atas tanah dan sumber daya lainnya didasarkan pada keturunan. Perempuan berada dalam kendali negeri itu, dan mereka mengelola kebun makanan. Wanita biasanya tetap tinggal di desa kerabat mereka, dan suami mereka bergabung dengan istrinya setelah menikah.
“Hubungan gender cenderung ke arah saling melengkapi daripada hirarki. Timbal balik yang seimbang mengatur hubungan antara kelompok-kelompok sosial mereka (Regan 2005: 419). Orang-orang percaya pada berbagai makhluk roh, khususnya roh para leluhur (Ogan 2005: 50). Spirits merupakan bagian dari masyarakat dan peduli terhadap kesejahteraan hidup. Di sisi lain, sihir merupakan bagian integral dari kehidupan. Garis keturunan dan marga berinteraksi melalui pertukaran masyarakat dalam pernikahan dan pertukaran barang berharga seperti babi atau uang shell”. (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 4).
Penegakan sistem pertukaran adalah dimensi penting dari kehidupan dan banyak waktu usaha yang dimasukkan ke dalamnya.Pesta yang meliputi pembantaian dan makan babi berada di pusat pertukaran. uang shell dan barang berharga lainnya (misalnya gigi rubah) yang digunakan dalam transaksi sosial seperti pembayaran beli atau penyelesaian sengketa, dan itu adalah pemimpin kelompok (kepala, tetapi juga wanita) yang disimpan dan dikuasai barang-barang berharga ini. Dan itu hari ini masih ada, melalui keanggotaan dalam garis keturunan "bahwa individu menemukan rasa memiliki, dengan mengetahui bagian mana dari tanah leluhurnya dimiliki dan berhak, pemimpinnya, adalah yang  mana orang dia diharapkan dapat berinteraksi dan bekerja sama". Akses ke lahan tergantung pada keanggotaan kelompok berbasis kerabat sosial, kelompok dan tanah sangat erat, milik rakyat.
“Tanah adalah jantung kehidupan di Bougainville, tidak hanya menyediakan mata pencaharian dan paling dapat diandalkan. Keamanan untuk kelompok, tetapi juga sumber kesejahteraan budaya dan spiritual. Tanah milik seluruh kelompok (termasuk roh-roh orang mati dan generasi yang belum lahir). Tidak ada konsep kepemilikan individu atau tanah sebagai komoditas yang dapat dibeli dan dijual. Ada berbagai macam hak penggunaan lahan primer, sekunder dan selanjutnya, yang menyulitkan konsep 'kepemilikan' lahan. Batas daerah-daerah tertentu tanah sering tidak jelas”. (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 4).
Masyarakat dipaksa dan berhak untuk membantu diri mereka sendiri dengan cara-cara kekerasan yang sering setiap kali mereka dianggap hak mereka ditantang. Ini kekerasan yang dilakukan sendiri yang dilegitimasi dan diatur oleh hukum adat tidak tertulis. Seseorang mungkin berbicara tentang 'tata tertib' kekerasan-kekerasan yang bertujuan untuk memulihkan ketertiban dengan sangat ritual, mengikuti aturan-aturan adat yang sangat ketat dari pertempuran. Namun demikian, lingkaran setan kekerasan bisa berkembang, seperti kekerasan mengikuti logika retribusi atau 'membayar kembali' seperti yang sering terjadi. Konflik kekerasan diakhiri dengan kembali ke pertukaran damai. Kemudian pertukaran kekerasan diganti dengan hadiah, menegakkan prinsip timbal balik. Timbal balik yang berkelanjutan, tetapi juga berubah: timbal-balik balas dendam kekerasan, digantikan oleh timbal balik hadiah.
“Seperti tanah adalah jantung dari seluruh tatanan sosial, budaya dan spiritual, kehilangan atau kelangkaan lahan tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi, namun memiliki efek luas pada struktur sosial, kehidupan spiritual dan kondisi psikis dari kelompok yang terkena dampak dan anggota mereka. Konflik dan perang telah sebagian besar berkisar sengketa tanah. Perang antar kelompok adalah sering umum terjadi dari masyarakat prakolonial di Bougainville. Timbal balik adalah prinsip hubungan sosial dalam masyarakat tradisional Bougainville. Hal ini berlaku untuk pertukaran damai didalam dan di antara kelompok-kelompok sosial hari ini, dan itu berlaku untuk konflik, melakukan kekerasan konflik dan resolusi konflik. Sistem pertukaran menciptakan kewajiban yang saling mengikat untuk memberi, dan kewajiban-kewajiban ini mengikat orang bersama-sama dalam hubungan timbal balik. Sistem ini menyediakan tatanan sosial dan harmoni. Jika kewajiban itu tidak dipenuhi, harmoni yang terganggu, dan konflik muncul. Hal ini dapat menyebabkan kekerasan, kekerasan secara tradisional tidak dianggap sebagai tradisi hidup. Hal ini juga dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan itu  jika itu dikejar sesuai dengan aturan timbal balik. Itu adalah bentuk lain dari pertukaran, selain dalam masyarakat Barat modern dengan monopoli negara lain kepada mereka atas penggunaan yang sah dari kekerasan fisik, dalam masyarakat ini teknik penyelesaiannya tidak ada monopoli. Sebaliknya, hak recourse terhadap kekerasan dan kapasitas untuk menggunakan kekerasan melekat pada setiap masyarakat utamanya, yang berarti bahwa potensi kekerasan secara luas tersebar. Setiap kelompok sosial memiliki kemampuan dan hak untuk melakukan kekerasan”. (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 5).
Kekerasan bisa terjadi berbagai bentuk, bukan hanya kekerasan fisik, perilaku menghina, memaki dan berbagai bentuk sihir juga berarti kekerasan. Mereka mengharuskan respon kekerasan dalam cara yang sama seperti kekerasan fisik. Tanah adalah isu yang paling diperdebatkan yang mungkin memicu kekerasan. Juga bisa berebut berbagai masalah lain (misalnya perzinahan, pencurian, sumpah, ilmu sihir, mencuri perempuan).  Jadi "akan menjadi suatu kesalahan untuk percaya bahwa desa tradisional adalah surga dunia ".
Barulah pada abad ke-19 ketika Bangsa Eropa datang ke Bougainville pemburu paus, pedagang yang sering paksa merekrut buruh untuk pemilik perkebunan para kulit putih di Queensland dan di daerah lain. Di era kolonial Jerman dan Inggris berkompetisi lebih bersifat menekan didaerah mereka, dan pada tahun 1886 dua kekuatan Eropa ini menetapkan batas yang dibagi Bougainville dari Kepulauan Solomon dengan kepulauan lain, daerah Bougainville menjadi wilayahnya Jerman dan yang terakhir untuk pemerintahan Inggris. Pada tahun 1899, Bougainville ditambahkan ke koloni Jerman utara-timur New Guinea dan Kepulauan Bismarck.
Dalam perjalanan Perang Dunia Satu orang Australia mengambil alih koloni Jerman, termasuk Bougainville, sehingga pulau di zaman kolonial selalu diatur bersama-sama dengan wilayah yang pada tahun 1975 menjadi negara merdeka Papua New Guinea (PNG). Bougainville menjadi PNG Utara Solomons, bersama-sama dengan pulau tetangga Buka dan beberapa pulau-pulau kecil dan atol.
Meskipun beberapa administrator kolonial, pemilik perkebunan, pedagang dan misionaris telah menetap di Bougainville dari awal abad ke-20 dan beberapa kopra dan perkebunan kakao telah didirikan, dampak eksternal pada gaya hidup tradisional masyarakat tetap sangat terbatas selama dekade pertama pemerintahan kolonial. Namun, kerangka kerja untuk melakukan konflik kekerasan dan sikap terhadap kekerasan mengalami perubahan yang menentukan.
Setelah pembentukan pemerintahan kolonial dan (aturan negara) barulah kekerasan tanggung jawab sendiri/menolong diri (self help) dalam hubungan antara masyarakat dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan dampak negatif sanksi, ironisnya dengan menggunakan kekerasan, yaitu kekerasan administrator kolonial, polisi dan penjara. Para penguasa kolonial dan otoritas negara memonopoli penggunaan kekerasan di tangan mereka dan disetujui penggunaan kekerasan oleh masyarakat. Selain itu, para misionaris Kristen yang turun di Bougainville dalam jumlah yang cukup besar memberitakan Injil dan mengajarkan iman Kristen sebagai agama non-kekerasan, sehingga delegitimasi penggunaan kekerasan atas dasar etika dan agama. Karena kebanyakan masyarakat Bougainville beralih ke Kristen mereka mengadopsi tolakan kekerasan ini. Tentu saja, perkembangan ini tidak mengarah pada tujuan akhir dan lengkap kekerasan apapun, tapi sikap orang terhadap kekerasan berubah (Regan, 2005: 442). Sekarang dipandang sebagai moralitas hidup.  Melalui kekerasan militer dalam skala besar, namun, dunia luar secara besar-besaran campur tangan dalam kehidupan masyarakat setempat. Dalam Perang Dunia Kedua daerah terpencil kolonial sebelumnya agak tenang Bougainville menjadi medan pertempuran utama bagi pasukan Jepang dan Sekutu, dan penduduk lokal orang dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk layanan tambahan dan harus menderita karena pertempuran di pulau mereka.   (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 4-5). 


1.      Legitimasi Tradisional (semacam): Kepala
Dikotomi ketat 'kepala' dan orang besar' yang digunakan untuk menginformasikan literatur antropologis sebelumnya, ditantang oleh temuan penelitian yang lebih baru yang bertentangan sebelumnya terlalu digeneralisir polarisasi dan mendukung gambaran yang lebih bernuansa. Kepemimpinan yang sah dapat menjadi turun-temurun kepala 'ascribed' diduduki (orang besar), dan sering ada kombinasi dan berbagai campuran dari kepala dan mencapai derajat yang berbeda, formalisasi peran kepemimpinan adat, dan cara yang berbeda untuk memformalkan peran tersebut.  
“Otoritas tradisional dapat memiliki berbagai bidang wewenang dan tanggung jawab, misalnya dengan mengacu pada lokalitas (kepala desa) atau dengan mengacu pada hubungan sosial (marga atau garis keturunan kepala). Hanya pada sebagian kecil masyarakat ada 'murni' kepala keturunan (misalnya Haku kepala di Buka, lihat Sagir 2005). Dalam kebanyakan kasus, bahkan kepala keturunan harus melakukan dengan baik dan harus memberikan kepada orang-orang mereka untuk mempertahankan status mereka, anak kepala suku yang gagal dalam hal ini tidak bisa memastikan hanya mewarisi status ayahnya. Di sisi lain, orang-orang besar yang baik dapat membuka jalan bagi garis keturunan mereka untuk mempertahankan posisi kepemimpinan di luar prestasi masing-masing. Dalam kasus apapun, peran kepemimpinan bisa ditantang setiap saat dan harus diperkuat melalui upaya terus-menerus dalam bidang ekonomi, politik dan budaya”.  (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 5).
Bentuk kepemimpinan dan harapan berkaitan dengan kepemimpinan yang baik dalam fluks juga. Di daerah Siwai di Bougainville selatan, misalnya, kepala dan sistem terutama didirikan pada masa konflik kekerasan, dengan kepala baru orang-orang yang paling cocok untuk menghadapi tantangan dari konflik kekerasan, yaitu "orang-orang yang terlihat untuk menjadi berpengetahuan dengan cara 'modern' tapi dengan rasa hormat yang jelas untuk 'tradisi' Siwai dan yang mengkombinasikan kedua otoritas dan rasa arah" (Connell 2007, 141). Pemimpin yang  Korupsi tak senang bagi mereka serta dianggap tidak sah menjadi pemimpin dalam konteks adat setiap kali melampaui batas batas-batas adat yang berkaitan dengan kelebihan, egoisme dan keserakahan pribadi. Batas-batas ini, bagaimanapun, adalah larangan.
Untuk membangun dan memperkuat status mereka dengan cara pengetahuan (sejarah, silsilah, hubungan kekerabatan, adat), kemurahan hati (memberikan pesta besar, mendistribusikan makanan dan barang lainnya), industri/kewirausahaan (pengikutnya untuk melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang menguntungkan masyarakat, keterampilan kewirausahaan) dan resolusi konflik keterampilan (mediasi dalam konflik di dalam dan antar masyarakat). Link ke kekuatan dunia lain, dunia roh, juga dapat meningkatkan status pemimpin (magic, sihir), sebagai roh leluhur memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat.  
Dengan kata lain: pemimpin dalam lingkup lokal adat harus membangun dan terus bersama-sama konstituen pengikut melalui kemampuan luar biasa dan prestasi. Di atas semua ia harus mampu membagikan hadiah kepada para pengikutnya secara terus-menerus, sehingga untuk menempa dan menegaskan kembali link kewajiban dari sisi mereka. Karena dia tidak memiliki cara lain di tangan untuk mengamankan status khususnya, tidak berarti penegakan dan pemaksaan legitimasinya terletak pada kapasitas ini. 
Ini berarti bahwa dalam output atau dimensi kinerja, legitimasi terutama bertumpu pada alokasi dan redistribusi kekayaan dan pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, penyediaan keamanan bagi masyarakat dan anggotanya, menegakkan ketertiban dan menangani konflik. Kinerja di daerah-daerah dari kehidupan sosial menempa hubungan antara pemimpin dan anggota masyarakat dan membangun' keyakinan para pemimpin anggota masyarakat hak untuk memerintah. Jika para pemimpin mengabaikan kewajiban mereka, mereka kehilangan legitimasi dan kepemimpinan mereka akan ditantang (dengan calon pemimpin alternatif, atau dengan intervensi kekuatan dunia lain seperti roh para leluhur, atau dengan kepribadian karismatik). 
Masalah kepemimpinan adat yang sah lebih rumit karena sistem keturunan matrilineal sebagian besar masyarakat di Bougainville. Ini berarti bahwa selain 'publik' peran kepemimpinan lebih terlihat laki-laki ada juga kurang terlihat perempuan (atau laki-laki) peran kepemimpinan yang terkait dengan matrilineal keturunan dan dalam warisan dari jajaran awal garis kepemimpinan perempuan seperti semut.
Akhirnya, faktor dari 'modern' ikut bermain juga memiliki pengaruh terhadap kepemimpinan yang sah dalam konteks adat setempat; pendidikan formal yang baik, kesuksesan bisnis dalam perekonomian, posisi di pemerintahan atau pelayanan publik atau di gereja atau di organisasi masyarakat sipil dapat meningkatkan legitimasi kepemimpinan dalam adat seorang pria besar atau kepala yang pada saat yang sama seorang pengusaha sukses atau politisi dapat meningkatkan status dan legitimasi atas dasar akses ke sumber daya tambahan yang memungkinkan untuk menunjukkan kemurahan hati pada skala mustahil dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam konteks lokal (misalnya pembagian uang tunai atau materi barang yang dibeli secara tunai, penyediaan jalan atau sekolah atau pos kesehatan). Kapasitas untuk mengumpulkan kekayaan dan mendistribusikan (setidaknya sebagian) kepada kerabatnya adalah dasar untuk mendapatkan dan mempertahankan kinerja legitimasi. Sedemikian rupa legitimasi tradisional dalam lingkup adat ditingkatkan, meskipun sumber-sumber legitimasi ini jelas non-tradisional. (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 6).
proses demokrasi internal yang transparansi dan akuntabilitas yang diupayakan untuk (lebih atau kurang sepenuhnya tercapai), tapi tampaknya lebih penting untuk mencapai dan mempertahankan legitimasi di mata donor dari pandangan penduduk setempat. Dukungan donor, yang sering penting untuk kelangsungan hidup LSM dan ormas, adalah pedang bermata dua bagi legitimasi mereka.   Rasa hormat bahwa para pemimpin ormas dan LSM sebagai individu menikmati membantu untuk meningkatkan legitimasi mereka. Hal ini, bagaimanapun, adalah awalnya didasarkan pada status para pemimpin dalam konteks adat setempat. Seringkali wanita memiliki posisi kepemimpinan dalam organisasi masyarakat sipil. Ini bukan untuk mengatakan bahwa legitimasi organisasi masyarakat sipil dan para pemimpin mereka tidak dimasukkan ke dalam pertanyaan dari berbagai pihak. Perwakilan dari lembaga-lembaga negara bisa melihat organisasi masyarakat sipil seperti mengganggu fungsi dan tanggung jawab yang benar-benar sebenarnya dilaksanakan oleh negara, dan mereka dapat mempertanyakan legitimasi demokratis ormas dan LSM. Kecemburuan datang kepada mereka karena dirasa oleh Negara bahwa mereka bermain di sini juga, mengingat bahwa LSM dan ormas sering lebih siap daripada administrasi negara karena koneksi yang baik untuk donor eksternal. Otoritas tradisional juga dapat mempertanyakan legitimasi organisasi masyarakat sipil dengan alasan bahwa mereka asing bagi kastom dan budaya lokal.
Pemesanan ini meskipun, itu juga Terjadi bahwa orang-orang bergerak dari posisi di negara bagian untuk organisasi masyarakat sipil atau bahwa otoritas tradisional bergabung organisasi-organisasi, terutama karena sumber bahan unggul yang disediakan oleh mereka, karena efektivitas mereka dan juga karena reputasi dan legitimasi mereka. Seperti ' konversi' dapat meningkatkan legitimasi organisasi masyarakat sipil (berdasarkan penghormatan dinikmati oleh 'bertobat'), dan di sisi lain juga dapat menambahkan legitimasi untuk 'bertobat' (karena status baru atau tambahan dalam organisasi masyarakat sipil dihormati dengan baik koneksi ke aktor eksternal dan sumber-sumber eksternal pendanaan).
Perwakilan Gereja menikmati tingkat tinggi legitimasi (tentu saja terutama dengan anggota denominasi mereka masing-masing, tetapi juga melintasi batas-batas denominasi). Legitimasi pemimpin gereja mengalir dari posisi mereka dalam sebuah lembaga budaya, psiko-sosial dan memaksimalkan spiritual. Hal ini tegas didasarkan pada keyakinan mendalam Bougainville pada tuhan dan gereja sebagai ekspresi kehendak Tuhan di bumi. Gereja Katolik adalah yang terbesar dan paling berpengaruh. Status khusus Maria sebagai Bunda Allah Katolik cocok dengan sistem matrilineal sebagian besar masyarakat Bougainvillean, Maria "mudah diterima karena perannya sebagai seorang ibu, status penting dalam masyarakat Bougainville yang anutannya matrilineal.  (Hermkens 2007, 276). Selain itu, kinerja dari gereja-gereja di berbagai daerah dari kebutuhan sehari-hari (terutama kesehatan dan pendidikan, konseling dan penyelesaian sengketa) maka dianggap sebagai penambahan legitimasi mereka.
“Sementara gereja-gereja arus utama seperti gereja Katolik berusaha untuk (memberikan kesadaran) hubungan yang konstruktif dengan lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga adat, gereja-gereja pantekosta dan fundamentalis baru yang terus-menerus mendapatkan pengaruh yang lebih besar di Bougainville (dan seluruh Melanesia) memiliki sikap yang jauh lebih kritis. Mereka sering mengecam lembaga adat sebagai 'kafir', menantang legitimasi otoritas tradisional, dan mereka mengkritik aktor-aktor negara secara moral korup. Bahkan, "bentuk populis Kristen Karismatik telah memberikan bahasa otorisasi moral bagi mengkritik pejabat negara yang secara luas dianggap sebagai korup dan malas" (Lattas dan Rio 2011, 17). (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 6).   
3. Pengusaha, Nabi, Karismatik, meekamui   
Sementara sebagian besar mantan komandan kelompok bersenjata di Bougainville telah menyerah (atau hilang) posisi kepemimpinan mereka atau telah mengubah diri menjadi pemimpin yang sah dalam konteks negara sebagai politisi, menteri dari ABG, anggota parlemen atau telah menjadi pengusaha, masih ada beberapa yang masih mempertahankan status mereka sebagai komandan, sering dalam kombinasi dengan peran baru sebagai pengusaha/pebisnis.
Mereka membangun legitimasi mereka diperoleh sebagai prajurit yang beredar selama perang dalam beberapa kasus, peran luar biasa mereka sebagai negosiator dalam proses perdamaian. Ini prajurit legitimasi karismatik saat ini dilengkapi dengan kinerja legitimasi: mereka sediakan untuk para pengikut dan konstituen mereka dengan barang baik material (keamanan, identitas, status sosial) dan barang-barang material (berdasarkan ekstraksi misalnya uang di penghalang jalan atau berbagai informal bayangan kegiatan usaha bahwa mereka dapat mengejar karena mereka mengontrol wilayah tertentu dengan sumber daya dieksploitasi, misalnya besi tua di lokasi tambang Panguna atau emas aluvial sungai di hilir tambang).
Beberapa dari mereka secara terbuka mempertahankan status mereka sebagai komandan kelompok bersenjata (khususnya berbagai faksi gerakan Meekamui, tetapi juga milisi terikat lokal lainnya), orang lain telah 'pensiun' dari perjuangan kehidupan sipil, namun demikian secara diam-diam diakui sebagai pemimpin oleh mantan pejuang mereka dan berdasarkan legitimasi karismatik mereka, dapat dengan mudah memobilisasi 'anak laki-laki mereka jika kebutuhan muncul. Selain itu, di samping pemimpin karismatik dari jenis militer ada juga pemimpin karismatik dari jenis kenabian. Seperti banyak kepulauan lain Pasifik Selatan memiliki sejarah yang kaya yang disebut kultus kargo, gerakan spiritual sosial-budaya pribumi dan jaringan yang dipimpin oleh tokoh karismatik yang secara teratur menantang legitimasi negara, gereja dan lainnya lembaga asing. Sementara beberapa dari gerakan-gerakan dan para pemimpin mereka yang telah memainkan peran utama dalam membangun untuk perang dan selama perang telah banyak kehilangan pengaruh mereka hari ini. Masih ada beberapa daerah yang lebih kecil di bawah pengaruh kultus-kargo dan para pemimpin mereka. Legitimasi mereka terbatas pada segmen yang sangat kecil dari rakyat, dan mereka tidak menimbulkan tantangan nyata untuk ABG atau otoritas yang sah lainnya dengan satu pengecualian, yaitu Noah Musingku.Dia adalah tipe kenabian pemimpin karismatik yang harus diperhitungkan.
“Legitimasi karismatik didasarkan pada tradisi kargo kultus. Dia telah berjanji beberapa kali sudah bahwa uang dalam jumlah besar akan didistribusikan kepada orang-orang yang berinvestasi dalam bukunya skema U-Vistract, mengumumkan tanggal yang tepat ketika pesawat mendarat dengan uang dari kali disertai oleh Ratu Elisabeth II atau Presiden George Bush akan mendarat di landasan tertentu di selatan Bougainville. Tanggal-tanggal tersebut semua telah berlalu tanpa pengiriman uang. Ini berdampak negatif terhadap kinerja legitimasi Musingku, dan ia kehilangan pengikut. Dia juga meletakkan klaim legitimasi internasional, posisinya sebagai kerajaan dan pemerintahannya memiliki pengakuan dari PBB, IMF dan organisasi internasional lainnya serta beberapa mirip 'kerajaan'. Akhirnya, ia juga mengacu pada sumber-sumber agama legitimacy. Dia dan aktor-aktor lain dari kaumnya sering menyebut bidang sihir dan okultisme kepada pasukan untuk melegitimasi otoritas mereka”. (Boega, Volker, Bougain Report, Project: Adressing Legitimacy Issues in Fragile Post-Conflict Situations to Advance Conflict Transformation and Peacebuilding; The University of quesland Brisbane, January 2013. hl. 6).
Mereka mengklaim memiliki akses ke kekuatan roh dan dunia supranatural dan menyandang otoritas yang sah mereka dengan kerahasiaan dan ilmu sihir/santet. Sihir sebagai kekuatan baik atau buruk untuk berperan dalam kehidupan sehari-hari dan politik di Bougainville hari ini, dapat melegitimasi atau mendelegitimasi. Dan itu tidak hanya 'wild card' yang mengacu pada dimensi ini dunia lain dari legitimasi, tetapi juga Meekamui, otoritas tradisional dan bahkan anggota ABG dan pelayanan publik (meskipun yang terakhir tidak akan mengakui hal ini di depan umum). "Nama Alkitab Bougainville Island adalah Ophir. Raja Salomo mendapat emas dan kayu berharga dari sini. Bougainville Island adalah Bangsa Kristen yang taat".  (Dimaiyepo)
Continue Reading | komentar

SUKSESNYA PERAYAAN WEST PAPUA YANG KE-52 TAHUN DARI FNMP SEJAWA TENGAH

Senin, 02 Desember 2013

Terlaksana Dengan Aman 
 
Front nasional mahasiswa papua (FNMP) sejawa tengah yang mana memusatkan disemarang telah sukses dan aman. Sebagaimana telah diatur secara schedule oleh panitia HUT ke 52 tahun bagi masyarakat west papua terhitung dari tahun 61 hingga 2013. Dengan demikian berikut agenda yang telah dilalui bersama dalam penyambutan tanggal ini.

Pada tanggal 30 november telah dilaksanakan diskusi bersama dirangkai dengan beberapa materi yakni: sejarah aneksasi bangsa papua, refleksi kembali sejarah bangsa papua, demokrasi dan pemekaran bangsa papua, solusi akhir dari pada bangsa papua. 
 
Didalam materi pertama tentang aneksasi bangsa papua ke pangkuan NKRI itu, banyak menekankan pada bagaimana belanda membangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan, keamanan sendiri bagi masyarakat papua. Demi penyambutan kemerdekaan bagi bangsa papua sendiri, semoga disini pemateri mengkontekskan bahwa keberadaan belanda diatas negeri papua ia membangun bukan menjajah. 
 
Selama keberadaan belanda memang konteks kerja paksa diterapkan tetapi demi kemajuan bangsa papua itu sendiri. Pendidikan pun sama keterampilan, kedisplinan waktu, belajar, sekolah berpola asrama. Juga sekolah berpola asrama yang ada saat itu bukan seperti yang sekarang terjadi dalam NKRI yang mana satu kabupaten satu asrama. Dan yang terjadi antara anak bangsa papua pun tak baku saling mengenal meskipun masalah masih menghantui kita. 
 
Kemudian, sebelumnya ketiga bidang dan bidang lain yang mendukung untuk merdeka diri diatas negeri papua barat telah dibangun benar. Sehingga begitu memandang kemajuan yang diharapkan oleh belanda telah tercapai maka persiapan kemerdekaan telah digelar, partai-partai yang nantinya akan duduk didewan new guinea raad maupun partai politik daerah lain pun telah diciptakan oleh hasil didikan belanda asli daerah papua sendiri. 
 
Semoga tak ragu-ragu kalau bangsa papua ini bangun diri sendiri karena sumber daya manusia telah dibangun benar-benar. Tetapi dengan kemauan keras dari NKRI yang mana seluruh bekas jajahan hindia belanda masuk kedalam NKRI semoga peperangan antara belanda dan indonesia pun telah mencuat demi merebut west papua dari tangan belanda. 
 
Sebenarnya sebelumnya belanda juga pernah memetahkan wilayah jajahan dan wilayah pembanggunan semoga kalau kita lihat pada saat ini maka wilayah pembanggunan kategorinynya west papua kemudian wilayah jajahan mulai dari Maluku (ambon) sampai sabang. Karena memang perkembangan mnusia pun berbedah semoga tak bersalah wilayah west papua itu ia sebuat wilayah pembanggunan. 
 
Kemudian tambahan materi juga sekuritisasi bahwa banyak sekolah-sekolah dipedesaan itu diajar oleh tentara dan polisi. Disisi lain mereka memantau gerakan separatisme, disisi lain mereka juga punya kepentingan bisnis. Juga tak terlepas juga dari menjaga keutuhan NKRI yang mereka utamakan. Sebenarnya setelah ABRI masuk desa yang telah beberapa periode yang lama terapkan mulai kemabali pada hal hal ini telah dibatasi dengan undang-undang yang mengatakan ABRI kembali ke kamarnya masing-masing. Artinya jangan sampai militer bisnis, berdagang, menerapkan system yang mesti di hormati bagi mereka. 
 
Kembali ke sejarah, sebenarnya west papua itu telah diusahakan harus merdeka lewat daerah dekolonisasi, tetapi menempuh jalan buntuh. Pada bulan November 1960 karena penjajahan berbedah pula dengan system bangun. 
 
Mengenai demokrasi yang diterapkan pada saat ini ada beberapa pengekangan pun terjadi yang mana yang palin kejadiannya famous didaerah west papua. Apa lagi aksi mahasiswa saja ditangkap apa lagi organ gerakan mulai ambil tindakan untuk merealisasikan demokrasi ini. 
 
Semoga pada saat ini kita mesti lawan pembungkaman demokrasi yang terjadi selama ini ditanah papua maupun seantero indonesia. Apa lagi mau diskusi atau seminar kumpulan mahasiswa papua sejawa-bali pun sekarang mulai merasakan nasib yang sama yang terjadi dipapua itu. 
 
Semoga bagaimana dengan isu perkembangan demokrasi indonesia yang katanya mencuat keluar internasional hingga dunia internasional yang katanya indonesia dan AS itu pertumbuhan kemajuan demokrasinya sangat signifikan didunia internasional. Seyogyanya realisasi pelaksanaaan yang terjadi domestiknya sangt jauh perbedaanya dengan apa yang terjadi. 
 
Pada saat materi ini seluruh pelajar, mahasiswa, orang tua yang hadir sesuai dengan kalkulasi panitia sekitar duaratusan lebih. Ini membuktikan bahwa kamauan lepasnya papua dari NKRI bukan kelompok kecil tetapi mayoritas kemauan lepas dari NKRI. 
 
Pada tanggal 1 desember FNMP sejawa tengah mengadakan bakar-bakar serta makan-makan dan dalam acara intinya membacakan teks proklamasi dan banyak dirangkai lagu-lagu asli daerah papua. (Dimaiyepo Yobee
 
Continue Reading | komentar

TERPOPULARNYA ISU PENYANDAPAN DIANTARA AUSTRALIA DAN INDONESIA BUKAN KEPENTINGAN POLITIK WEST PAPUA

Senin, 25 November 2013

Negara Indonesia Belum Mengakuinya Atas Kasus Penyandapan, Malah Menyangkal Diri Membuat Terselubungnya Biangkeladi Atas Tragedy Ini. 
 
Itulah salah satu dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA) Edward J. Snowden, dan dipublikasikan luas oleh Guardian Australia bersama Australian Broadcasting Corporation serta The Sydney Morning Herald, Senin 18 November 2013. 
 
Bukan hanya Presiden SBY yang disadap, tapi juga Ibu Negara Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono dan 8 pejabat RI lainnya, yakni Wakil Presiden Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, mantan Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal yang kini menjadi Duta Besar RI untuk AS, mantan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, mantan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa yang kini menjabat Menteri Koordinator Perekonomian, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati yang kini menjabat Direktur Bank Dunia, mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Widodo AS, dan mantan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil. 
 
Kesepuluh nama orang penting di RI itu terpampang berurutan dalam slide berjudul ‘IA Leadership Targets + Handsets.’ Di samping nama-nama mereka, tercantum pula jenis ponsel yang mereka gunakan. Presiden SBY, Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, dan Sofyan Djalil pada tahun 2009 sama-sama memakai ponsel Nokia E90-1, Boediono dan Dino Patti Djalal menggunakan BlackBerry Bold 9000, Jusuf Kalla menggunakan Samsung SGH-Z370, Andi Mallarangeng memakai Nokia E71-1, dan Widodo AS menggunakan Nokia E66-1. Satu hal jelas, seluruh ponsel itu memiliki teknologi 3G. 
 
Sebenarnya Penulis bukan Peneliti persoalan atas kedua hubungan yang sangat erat selama ini. Namun penulis juga yang sedang menekuni dan memahami akan hubungan antar Negara, organisasi, hanya mengambarkan secara opininya saja. 
 
Sebagaimana dimuat berbagai media baik elektronik maupun surat kabar yang penulis tangkap dan pahami ini sangat krusial menuangkannya dalam tulisannya. Bahkan berita yang diperoleh oleh penulis dalam VIVAnews Hubungan Indonesia dan Australia kembali menghadapi ujian berat. Pemerintah Indonesia belakangan ini kesal dengan Australia, yang tidak membenarkan dan tidak membantah soal skandal penyadapan yang diungkap media massa dari hasil bocoran Edward Snowden - mantan kontraktor badan intelijen AS (NSA) yang tengah menjadi buronan Washington dan kini menetap di Rusia. 
 
Semoga saja penulis juga yang pemuda yang menekuni masalah hubungan ini, menyatakan bahwa jika indonesia juga ingin bangun hubungan intim secara baik, puas, dan sejajar maka pengakuan dari indonesia itu yang sangat membutuhkan entah itu benar apa yang dicurigakan oleh pemerintah australia yang mana dibocorkan oleh Edward snowden mantan kontraktor badan intelijen AS (NSA) yang tengah menjadi buronan Washington dan kini menetap dirusia itu, atau itu sebagai suatu tendensi untuk memperkeru hubungan yang telah terjalin dengan baik. 
 
Sebab, Penulis juga yang kebanyakan habiskan waktu dengan teknik menyelesaikan persoalan internasional ini terasa tercengang. Karena persoalan penyandapan ini sampai sekarang belum menemukan pelaku secara permanen. Sebenarnya, apa yang diancang oleh asutralia itu pasti sebuah factual yang tak perlu kita tawar diri. Juga Negara indonesia ini punya kemauan hubungan ranjang yang lebih enak lagi itu sebagai pelaku juga mesti diungkap secara terbuka. 
 
Jadi, Penulis sangat yakin sekali dengan kecurigaan indonesia ini bahwa pasti kasus penyandap itu suatu realita yang mana penulis telah memperoleh dalam VIVANews menyatakan bahwa Di Australia, Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan pemerintahan manapun di dunia pasti mengumpulkan informasi. “Pemerintahan negara itu pasti juga mengetahui bahwa semua administrasi di suatu negara melakukan hal serupa, yaitu mengumpulkan informasi,” kata dia. 
 
Berarti itu suatu factual yang tidak perluh tawar menawar diantara mereka maka kami mendesak kepada Negara NKRI harus mengakui dirinya bahwa kami memang benar-benar melakukannya, dan sebagai biangkeladinya. 
 
Apakah Ada Kecurigaan Dengan Situasi Politik, HAM Papua? 
 
Ya, sesuai dengan fakta tensi politik papua yang kian meruncing hingga kanca internasional itu. Tetapi sebagai intelek papua juga membantah diri bahwa tidak pernah australis dan Negara apapun mendukung secara jelas mengenai bangsa West Papua belum temukan. Karena politik itu datang begitu saja secara tiba-tiba tetapi pulang juga begitu saja tiba-tiba. Tidak pernah ada kata ketuk pintu, meminta salam, menyampaikan selamat tinggal, jalan dsb. 
 
Karena apa yang penulis peroleh melalui media VIVANews, bahwa persoalan serupa, tarik menarik duta besar, diplomat, memutuskan hubungan kerja sama antar mereka begitu saja. Karena dalam media ini disebutkan beberapa kali yakni, kasus korbi, impor daging sapi, dan salah satu yang paling meruncing hingga mampu penulis tuangkan tulisan adalah Sebelum masalah penyadapan ini, “Pada Maret 2006 Pun Pemerintah Indonesia Menarik Dubesnya Dari Australia. Pemulangan Dubes RI Saat Itu Untuk Memprotes Keputusan Australia Memberikan Visa Kepada 42 Pencari Suaka Asal Papua”.
 
Untuk masalah saat ini, pantas saja Indonesia kembali kesal karena Australia tidak mampu memberi penjelasan yang memuaskan atas skandal penyadapan telepon para pejabat tinggi RI. The Guardian dan The Sydney Morning Herald menjelaskan cukup gamblang atas skandal penyadapan telepon SBY dan para pejabatnya oleh Australia.

Untuk itu, penulis menyangkal diri dan menyatakan secara sejujurnya atas kecurigaan yang kian ruwet atas persoalan papua karena letak geografis sangat strategis, secara history papua ada dan berasal dari satu pulau awalnya dari Australia yang lepas. Semua kecenderungan yang kian massive itu kami sebagai anak bangsa west papua sangat bantah, karena kami tak pernah ada janjian politik sama sekali ketika melihat kembali pada kasus 2006 yang pernah Australia memberikan visa kepada 42 pencari suaka itu. 
 
Menyangkut kasus visa 2006 itu suatu bantuan kemanusiaan yang australis lakukan, naka itu penulis kira bahwa indonesia yang katanya menghargai nilai kemanusiaan, katanya perkembangan demokrasinya cukup baik hingga internasional, mendengarkan segala keluhan kaum minoritas itu sadar diri menghadapi dan menerima apa adanya. 
 
Juga, penulis nyatakan masyarakat papua masuk sampai keaustralia dan memberikan visa itu sangat wajar saja. Karena Australia memberikan mereka atas nama demokrasi, kemanusiaan, kaum minoritas, tak ada janji politiknya. Begitu pula masyarakat papua juga tergolong kaum minoritas dalam Negara Kesatuan Republic Indonesia (NKRI), yang pantas dan layak Australia membuat hal seperti itu. Begitu juga indonesia juga sebenarnya jangan terlalu emosi hatinya karena mereka ini melaksanakan misi kemanusiaan itu dengan benar dan indoensia itu hanyalah sebuah tulisan belaka yang tak pernah terlaksana dan implementasikan secara gamblang. 
 
Kemudian Australia itu menjalani misi melindungi kaum minoritas, menjalankan misi demokrasi dengan baik sedangkan indonesia yang gelarnya telah ambil saja tak pernah wujudkan misi melindungi kaum minoritas yang terhimpit seperti papua, menghargai demokrasi dengan baik. 
 
Nyatanya kita bisa melihat saja dari konteks perkembangan HAM yang sangat cukup giat terhadap internasional maupun domestik tetapi, nyata-nyata Australia mendukung papua terlepas dari indonesia belum pernah penulis dan aktivis papua merdeka maupun organ gerakan papua manapun. 
 
Bukan kali saja kecurigaan indonesia lampiaskan atas permainan Australia dan amerika serikat atas kecurigaan atas perkembangan politik dan HAM west papua muncul ketika ada pasukan mariner (angkatan laut) AS menempatkan diaustralia utara tepatnya didarwin juga pernah terjadi menuai banyak kecurigaan atas perkembangan situasi HAM dan politik papua. 
 
Bagaimana Dengan Kecurigaan Indonesia Atas Penempatan Mariner Amerika Serikat (AS) Tahun Lalu Di Darwin? 
 
Isu domestik nasional dan para politikus juga tak pelak lagi, bahwa Darwin letaknya tak jauh dari west papua hanya ditempuh dalam beberapa menit saja sudah bisa serang didaerah papua dan umumnya pasifik (oseania). 
 
Kecurigaan ini juga muncul mungkin juga karena perjuangan masyarakat papua lepas dari NKRI semakin kuat. Tetapi penulis juga melampiaskan penyangkalan bahwa AS tidak pernah bantu dalam bentuk apapun dalam perjuangan menuju pembebasan nasional west papua. Apa lagi, kami ini dianggap bangsa yang masih belum berkembang apa-apa, baik dicap dari domestic indonesia maupun luar negeri (perspektif internasionalnya). 
 
Setelah melihat kecurigaan-kecurigaan hubungan antara indonesia Australia, indonesia AS maka dengan sedikit adanya gerakan yang dan kecurigaan kepada indonesia maka ia bantah keras-keras karena Negara indonesia ini pun lahir karena pintarnya permainan politik. Bukan lahir secara perjuangan permanen, dan perjuangan pun dengan penuh kekerasan, bukan perjuangan damai seperti yang sampai hari ini diperjuangkan oleh masyarakat papua. 
 
Dalam berita yang pernah penulis rangkap dan memperoleh juga memuat lebih banyak membenarkan indonesia tetapi memuat juga banyak menjelekkan Australia dalam VIVANews itu. Semoga kedepannya tensi mengagungkan diri indonesia seakan melakukan hal yang baik didalam Negaranya itulah yang akan menonjolkan tetapi menutup semua hal yang melemahkan dan menjelekkan Negara indonesia itu yang membuat aneh Negara indonesia ini. 
 
Jadi, jelas-jelas hubungan indonesia Australia dan AS itu baik seperti pernah diungkapkan pemerintah Australia bahwa, Di sisi lain, Abbott mengatakan tak bermaksud sedikit pun merusak hubungan erat antara negaranya dengan Indonesia. “Hubungan dengan Indonesia merupakan jalinan terpenting yang terus saya pelihara. Sebuah hubungan yang akan saya pastikan terus berkembang dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun ke depan,” kata dia. Maka sebenarnya kalau indonesia ini mencuriga Australia atas persoalan papua dsb, maka itu suatu perbuatan indonesia yang sama maknanya dengan menambah perkosaan nilai kemanusiaan masyarakat papua. 
 
Bagaimana Dengan Kecurigaan Pemerintah Australia Terhadap Indonesia Khususnya Marty Natalegawa MENLU Indonesia? 
 
Nama Mark Textor melambung tinggi akhir-akhir ini di Australia atau bahkan Indonesia. Ucapannya yang menghina Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, mengundang kecaman dari banyak pihak. 
 
Ucapannya yang menilai Menlu Marty seperti bintang porno Filipina era 1970-an maka tensi hubungan indoesia Australia semakin buruk. Oleh seba itu, sebagai pemerintah Indonesia yang katanya terbaik dari semua hal kok dicap sana-sini bukan satu dimesi tetapi banyak jalurnya. 
 
Maka pukulan bertubi-tubi pemerintah australis kepada pemerintah indonesia datang dari mana saja menunjukkan nilai hubungan yang harmonis sudah mulai terpudar apa lagi, dicap juga dengan perilaku amoral. Oleh sebab itu, sebagai masyarakat papua yang nantinya akan hadapi persoalan serupa sangat penting untuk kita pelajari bersama dan mengikuti perkembangan yang terjadi ini menjadi kebutuhan kita bersama.


Kesimpulan Penulis 
 
Nyatalah bahwa indonesia adalah pelaku penyandapan itu, karena kita lihat saja indonesia itu ada banyak pulau yang ingin lepas dari kedaulatan NKRI tak pelak saja pertama menyebutnya papua, aceh, Maluku (ambon RMS), kaltim dan jogja. Itu pasti untuk memantau semua gerakan separatisme luar negari serta Negara siapa saja yang saat ini sedang mendukung separatisme dalam negeri ini. 
 
Kepulauan lain tensinya belum naik begitu besar tetapi papua, dan aceh juga meskipun telah selesaikan melalui perjanjian Helsinki tetapi gerakan masyarakat aceh kepada pemerintah NKRI sangat dominan. Maka jalan keluar satu-satunya untuk memantau semua gerakan itu pastilah indoensia mengguankan pemasangan alat penagkap pada telepon pejabat Negara indoensia sebagai mana diidentifikasi oleh badan intelijen australia. 
 
Oleh karenanya penulis konsisten berpegang teguh pada apa yang dikatakan oleh perwakilan pemerintah Australia Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan pemerintahan manapun di dunia pasti mengumpulkan informasi. “Pemerintahan negara itu pasti juga mengetahui bahwa semua administrasi di suatu negara melakukan hal serupa, yaitu mengumpulkan informasi. 
 
Maka penulis simpulkan itu suatu realita yang Negara indonesia tak perluh tawar dan bantah diri lagi karena, kemajuan pendidikan dan teknologi telah berjalan didahului oleh Australia bukan sama dengan Negara indonesia baru berkembang ini tidak. 
 
Oleh karenaya, ditekankan kepada masyarakat papua dan kawan-kawan aktivis papua jangan terprovokasi dengan semua perkembangan yang terjadi. Karena kami dapat bantuan dari luar negeri maupun domestic hanya dapat peroleh hanya dengan hasil perjuangan kit asana. Selain itu, dengan bantuan TUHAN yang amat mulia karena hasil doa, puasa, belajar lewat kita itu suatu kerja politik. 
 
Sejarah mencatat bahwa bangsa ini akan bangkit diri, lawan sendiri, dan akan bebas sendiri. Maka memberikan makna meskipun orang luar, entah kepintaran apapun, kegesitan apapun datang untuk mencoba memabangunnya tetapi bangsa ini tak pernah akan bangun. 
 
Bangsa west papua bangun apa bila pintar diri, belajar diri, puasa diri. Maka marilah kita sama-sama bangun diri lewat berjuang diri, berdoa diri, belajar diri, dan berpuasa diri demi pembebasan masyarakat dan tanah air papua yang kita cintai bersama. 
 
Karena dukungan datangpun hanya hasil kerja keringat kita sendiri, berjuang kita sendiri. Dan juga mereka juga yang pahami akan Demokrasi, Sosialis, Kaum Minoritas, dan Misi Kemanusiaan.



PIET PETRUS YOBEE
Penulis Adalah Mahasiswa ASAL Papua Kuliahnya
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG (UNWAHAS)
Continue Reading | komentar

KEPEDULIAN AKAN LINGKUNGAN HIDUP SEMAKIN DEFISIT, TENDENSI PENGERUKAN, EKSPLOITASI SEMAKIN MELAMBUNG DIPAPUA

Kamis, 21 November 2013

Atas Nama Kesejahteraan Manusia, Bumi Harus Menderita Karena Dieksploitasi Habis-habisan 

Selama dekade beberapa tahun berpuluhan hingga sekarang meginjak berabad papua berada dalam Negara Kesatuan Republic Indonesia (NKRI), kepedulian akan lingkungan kepada wilayah menurun tetapi kemauan pengerukan tertinggi. Itulah suatu tendency Negara diatas Tanah Papua yang berkembang dan beranak cucu. Sebenarnya persoalan lingkungan hidup ini bukan saja pada era ini dibicarakan oleh suatu organisasi, kelompok, Negara tetapi suatu keselamatan dunia yang penting dipeduli, dilestarikan. 
 
Karena suatu kenyataan yang terjadi disini secara kasat mata penulis bahwa ditengah pelanggaran HAMnya semakin bertambah tendensi NKRI maupun Negara lain untuk pengerukan SDA sangat tidak etis kelakuan mereka mulai dipamerkan lagi. 
 
Semoga pantauan penulis juga bahwa masyarakat papua ini terkenal dikanca internasional maupun domestik sangat seksi, sangat disebut-sebut bukan hanya karena wilayahnya dikenal dengan konflik tetapi juga karena SDA juga sangat kaya kandungannya. Karena selama pergaulan penulis selama ini apa bila keluar dan berkenalan sama orang maka kamu dari papua yang pelanggaran HAMnya banyak itu, selain itu kamu punya SDAnya juga banyak kan, pula daerahmu konfliknya banyak dsb. 
 
Karena seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kemauan bagi tali perutnya besar itu seringkali maunya mengisi terus perutnya mereka asal puas tanpa berpandang kedepan, kesamping. Bahwa setelah lingkungan rusak saya mengundang pemanasan global (global warming) kau hadir cepat atau tidak. Yang jelas bagi kaum bermodal tanpa memikirkan konteks keselamatan lingkungan itu secara umum tetapi seringlah mereka memikirkan individualistik. 
 
Oleh sebabnya, jika pemerintah Negara ini maupun luar yang kemauannya menguasai tanah papua secara lingkungan, serta SDA lainnya maka keselamatan dunia ada ditangan tanah papua. Karena dengan melihat lagi konteks pemanasan global tadi maka satu-satunya penyumbang emisi terbesar sekarang ada diatanah papua. Karena selama ini ada pula isu yang menghangatkan bahwa sebenarnya ada bantuan khusus Negara-negara untuk keselamatan emisi, tetapi dana-dana untuk menyelamatkan lingkungan hidup papua yang sering Negara-negara itu salurkan lewat gubernur papua untuk mengadakan upaya reboisasi, deforestrasi namun dana tersebut tak pernah tersentuh sampai kepada akar rumput (masyarakat setempat) demi lingkungan. 
 
Maka dari itu bahwa selama ini juga ada isu yang berkembang tentang keselamatan lingkungan hidup tetapi bagaimana untuk melaksanakannya menjadi keliru dan binggung khususnya terapan dinegeri papua yang sangat strategis itu. Pada hal, keselamatan lingkungan adalah keselamatan bumi ini dinikmati oleh anak cucu kita seluruh dunia seribu generasi lagi. Jika kenikmatan bumi ini hanya cukupkan untuk menikmati beberapa jutaan, hingga miliaran manusia didunia maka sebenarnya pijakan, wawasan keselamtan bumi ini kembali kepada manusia yang telah dilahirkan dari bumi, lingkungan ini, untuk mencicil kenikmatan beberapa generasi kedepan. Jika ingin mencari kepuasaan, kenikmatan diri hanya ini saja maka kita kesampingkan saja keselamatan lingkungan didunia. 
 
Tulisan ini saya turunkan ketika melihat ada tulisan yang mengatakan berikut ini:
atas nama kesejahteraan manusia, bumi harus menderita karena dieksploitasi habis-habisan. Bumi sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan setiap orang, tapi ia tidak akan bisa mencukupi kebutuhan setiap orang-orang yang rakus dan serakah”.
 
Lestarikan lingkungan, tolak tambang dipapua, melempar kembali asal mereka eksploitasi besar-besaran illegal logging yang sedang berkeliaran seantero tanah papua. 
 
Maka penulis telah ambil inisiatif besar untuk menulis kembali kata-kata ini yang sangat erat sekali dengan keselamatan lingkungan hidup paua yang tak mempertimbangkan dampalk yang akan dialami masyarakat sekitrnya dan seluanya kepada keselamatan dunia Tuhan ciptakan hanya satu kali saja. Jadi, Penderitaan akan lingkungan hidup dimana dahulunya masyarakat papua yang mata pencahariannya banyak menggantungkan disini dihancur totalkan oleh pemerintah NKRI maupun stakehorder. 
 
Dimana praktek pengerukan yang dilakukan akan diuraikan keluhan masyarakat papua dari sebagiannya yang telah diperolehnya. Jika benar-benar kita peroleh reseach secara mendalam maka sangat menyedihkan akan begitu banyaknya penderitaan masyarakat papua secara lingkungan mereka hidup dan suistainable. 
 
DAMPAK MIFEE KABUPATEN MERAUKE SANGAT SIGNIFIKAN 
 
Proyek lumbung pangan dan energi terpadu Merauke atau Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang diluncurkan pada bulan Agustus tahun 2010/2011 saat ini merupakan rencana pengembangan sumber daya alam yang paling ambisius untuk Papua. 
 
MIFEE dipublikasikan dan dilucurkan pada saat hari pangan dunia, bentuk makanan dan perkebunan dari organisasi perserikatan bangsa-bangsa (nations state/UN), dengan tema “Sustainable Food Systems for Food Security and Nutrition”, atau mempertahankan system pangan untuk keamanan pangan dan nutrisi. Dalam fakta2/keterangan2nya laporan ini dilihat suatu informasi kunci objektif dari pangan dunia untuk berpartisipasi dari kebiasaan/adat/aturan masyarakat, kategori hak teristimewa wanita dan kaum minoritas dalam keputusan dan aktivitas pengaruh yang sedang terjadi dalam kondisi hidup mereka. 
 
Rencana itu meliputi perubahan peruntukan sejumlah besar lahan, termasuk hutan, untuk dijadikan perkebunan yang akan ditanami berbagai tanaman untuk pangan, energi dan tanaman produktif lainnya. Pekerja akan didatangkan ke Merauke untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Kekhawatiran mendalam telah disampaikan oleh organisasi masyarakat setempat serta ornop regional, nasional dan internasional mengenai potensi kerusakan yang akan ditimbulkan oleh mega proyek ini terhadap masyarakat adat, tanah adat, sumber daya alam dan budaya mereka; dan juga dampak politik yang lebih luas, dampak terhadap HAM, sosiologi dan budaya serta lingkungan Papua secara keseluruhan. 
 
MIFEE mengikuti pola baku dari mega proyek ambisius di Indonesia yang pada dasarnya ditujukan untuk pasar ekspor. Proyek-proyek itu memberikan insentif bagi investor sektor swasta, tetapi sama sekali tak mempedulikan potensi pembangunan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Tinjauan atas proyek dukungan pemerintah yang menargetkan Papua seperti yang telah dicermati oleh DTE selama lebih dari dua puluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa pembangunan semacam itu cenderung memiliki beberapa persamaan karakter. Ciri-ciri tersebut antara lain: pengambilan keputusan dengan pendekatan dari atas ke bawah, pernyataan resmi bahwa proyek itu untuk kepentingan masyarakat, penyerobotan lahan milik masyarakat adat, dan didatangkannya tenaga kerja non-Papua.

Fakta bahwa MIFEE memiliki banyak persamaan karakter ini menunjukkan bahwa tak banyak perubahan dalam pola pikir para pengambil keputusan sejak jaman Suharto. Alhasil, dampak negatif serupa yang timbul dari proyek-proyek sebelumnya kemungkinan besar akan terjadi lagi. 
 
Sementara beberapa rencana investasi yang lebih buruk di Papua belum berjalan, atau paling tidak tak berjalan sebagaimana diumumkan sebelumnya, penebangan hutan, pembangunan perkebunan, dan eksploitasi pertambangan, minyak dan gas terus berlanjut dengan kecepatan yang berbeda-beda dan tingkat dampak yang berbeda-beda pula. 
 
Sementara pemahaman Dishut tentang pembangunan hutan hanya untuk komersial kayu, melindungi kepentingan perusahaan dan fasilitas kemudahan, yang sejalan dengan kebijakan MIFEE. Menggunakan aturan Perdasus untuk kepentingan perusahaan, bukannya untuk melindungi hak dan kepentingan masyarakat. 
 
Menggunakan aparat kepolisian yang masih menimbulkan trauma dan alat kekerasan negara. Ada diskriminasi terhadap masyarakat dan hak-haknya. Uang masih jadi alat "gula-gula" istilah kawan Papua untuk menawar masyarakat. Secara umum masyarakat Domande nampaknya tidak paham dengan haknya, mereka dipaksa menerima informasi dan membuat keputusan tanpa kesempatan mempelajari dan membuat pertimbangan-pertimbangan. 
 
Saya tidak bisa membayangkan dampaknya yang dahsyat, komunitas Marind yang peramu dan pemburu yang sangat tergantung pada hutan, savana dan perairan rawa, dipaksa membuka dan merusak hutan, ini akan menghancurkan "mama", lalu dipaksa bersaing dengan ribuan orang dalam kegiatan produksi, dipaksa mengubah usaha ekonomi dalam waktu singkat dengan bisnis-bisnis baru, tidak masuk di akal. Hentikan perizinannya untuk sementara waktu sampai ada persetujuan bersama dari masyarakat adat setempat.


PT. FREEPORT INDONESIA Sebagai Hegemoni Global: 
 
Perampokan Terbesar Amerika di Gold Mountain Papua Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung Erstberg tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu. 
 
Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, yakni dialah URANIUM!

Bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. Belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana. 
 
Dengan meninggalkannya limbah beracun yang menyebar begitu saja mengakibatkan tempat minum masyarakat Mimika dahulunya angkat minum dengan segar namun sekarang menggali sumur sampai sedalam l0 meter lebih pun tak mendapatkan. Memperoleh air minum sekarang masyarakat Mimika banyak beralih ke air gallon, DEPOT dan sebagainya karena kesulitan mendapatkan air jernih. 
 
Kemudian spesies yang sering hidup dihutan-hutan pun mengalami kepunahan karena akibat sisa bau bahan beracun yang ditinggalkan PT. Freeport Indonesia itu. Oleh sebabnya juga kayu pun mulai mengering dari hulu pantai kedaerah hilir sumber mata air. Serta air laut tempat diamana keluar emas Amerika kini mulai mengering keatas pula. 
 
Pembangunan tambang bawah tanah DOZ (kapasitas 25.000 ton/hari) diselesaikan 18 bulan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Tidak lama setelah produksi DOZ mencapai 25.000 ton/hari, selanjutnya perluasan menjadi 35.000 ton/hari pun segera selesai di muka jadwal dan tepat anggaran.
Perluasan (ekspansi) produksi tambang DOZ hingga 50.000 ton/hari dengan memasang alat penghancur yang kedua serta ventilasi tambahan maupun percepatan berbagai kegiatan pengembangan tertentu. Yang biayanya mencapai kurang lebih $60 juta AS. Kami mengantisipasi peningkatan-peningkatan produksi hingga 80.000 ton/hari. Peningkatan tersebut dapat mempercepat perolehan kandungan bijih berkadar tinggi dari tambang bawah tanah. Tampaknya angka-angka awal menunjukkan keuntungan ekonomis yang sangat menarik. 
 
Transmigrasi Membludak Juga Mempersempit Lahan Masyarakat Lokal dan Menguasai, Menghancurkan Bumi Papua 
 
Sejak lama program transmigrasi yang dilancarkan oleh pemerintah NKRI sebagaimana mereka anggap papua juga sebagai satu Negara maka untuk mengimbangi jumlah penduduk maka mereka mengirim secara besar-besaran dalam jumlah yang sangat mengejutkan. Pada mulanya sejak tahun 1972 setelah Irian Barat (kini papua) direbut dari tangan belanda secara paksa dan dibawah rebutan menjadi NKRI.

Mengapa harus demikian menghancurkan? YA karena perkembangan manusia antara masyarakat papua dan indonesia lain Maluku hingga jawa sangat jauh berbeda, juga pola penjajahan yang diterapkan, patokkan juga sangat menentukan perbedaannya. Masyarakat mulai dari Maluku selanjutnya pintar akan berbisnis, berusaha, berdagang karena mereka telah memahami (berpengalaman) melalui pedagang-pedagang india, arab dsb yang pernah datang pun hanya bersinga berdagang daerah sini bukan berdagang sampai Irian Barat (papua). 
 
Oleh sebabnya, nalar kita mampu berkembang dari sini bahwa ternyata perkembangan secara ekonomi memang jauh berbedah dengan masyarakat local papua maka jangan – jangan kalau transmigrasi besar-besaran tentu segala hutan akan berkurang karena akan diisi oleh masyarakat jawa, bali, sumatera dll, yang dikirim secara jumlah efektif itu. 
 
Juga sangat memberikan pelajaran sekarang bahwa benar apa yang diidealkan oleh kaum aktivis pembela masyarakat papua bahwa kini kebanyakan lahan kosong dikuasai oleh masyarakat pendatang, hutan juga ditebang habis-habisan oleh masyarakat pendatang. Secara ekonomi pun kebanyakan diambilalihkan oleh masyarakat pendatang sedangkan masyarakat local papua menjadi termarjinal.

Illegal FishingPapua 
Illegal fishing juga membawa dampak terburuk bagi masyarakat local papua yang mana seperti telah diuraikan penulis diatas juga bahwa masyarakat pendatang juga menguasai dalam hal ini. Semoga ikan yang dahulunya dipelihara, dilestarikan oleh masyarakat papua juga kini mulai tangkap habis-habisan. Sehingga dahulunya kehijauan laut papua yang dahulunya tertampak indah, kini mulai degradasi karena ikan udang, rumput laut itu juga merupakan salah satu penjaga keutuhan indahnya alam laut. 
 
Penangkapan ikan secara liar ini juga bukan hal baik yang dibawakan oleh masyarakat pendatang yang membawa keberuntungan masyarakat papua namun merampas kekayaan alam, laut, kebun, lingkungan laut khususnya masyarakat pesisir papua secara besar-besaran. 
 
Oleh sebabnya, jangan heran jika suatu saat badai datang menghantam dipesisir pantai maka ia akan menguasai, mengikis daratan secara perlahan-lahan menjadi lautan. Ini terjadi karena spesies laut yang mmapu menahan segalanya mengalami kepunahan, hutan disekitar laut pantai mengalami gundul. Maka keselamatan dunia konteks keselamatan lingkungan alam papua saja, juga penulis anggap hancur lingkungannya papua maka kehancuran bumi boleh dihitung dengan jari saja. 
 
PIET PETRUS YOBEE
Penulis Adalah Mahasiswa Asal Papua
Kuliahnya Universitas Wahid Hasyim Semarang (UNWAHAS)
Continue Reading | komentar
 
Copyright © 2011. FORKOMPAS SEMARANG . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger